Adab Pelajar terhadap Diri Sendiri Menurut Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari

pptqimamhafsh.com – Di dalam kitab Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari menguraikan beberapa etika yang seyogianya dilakukan oleh para pelajar terhadap dirinya sendiri. Ada 10 etika yang perlu diberikan oleh penuntut ilmu sebagai berikut:
- Membersihkan hati dari penyakit dan kotoran
Salah satu tanda-tanda pelajar yang berhasil adalah pribadi yang bersih kemenangan. Hendaknya ia menyelamatkan kebebasan dari segala penyakit dan kotoran yang bisa mencegah masuknya ilmu seperti dendam, iri, dengki, keyakinan yang menyimpang, dan berbagai hal tercela lainnya. Hal ini perlu dilakukan, dapat diterima, dihafal, dan disetujui ilmu yang telah disetujui dan diterbitkan yang dapat lebih mendalami masalah-kerumitan yang berkembang dari ilmu yang telah diperolehnya. Apa yang KH Hasyim Asy’ari sampaikan selaras dengan dawuh dari Syekh Waki ’guru Imam Syafi’i kompilasi beliau memberikan nasehat kepada Imam Syafi’i yang mengadu tentang pelepasannya hafalan beliau Imam al-Syafi’i berkata:
شكوت إلى وكيع سوء حفظي * فأرشدني إلى ترك المعاصي
و أخبرني بأن العلم نور * ونور الله نا
“Saya mengadu buruknya hafalan saya untuk guruku Syekh Waki ’, lantas dia menunjukku untuk pulang kemaksiatan-kemaksiatan. Dia mengkabarkan kepadaku sebagai ilmu cahaya, dan cahaya Allah Swt tidak akan ditunjukan untuk orang yang bermaksiat ”(al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaj al-Sawiy, Dar al-Ulum wa al-Dakwah, hal. 213) .
- Mempunyai niat baik
Seorang pelajar dalam proses belajar harusnya memiliki niat yang baik yang dihadirkan dalam benaknya. Ia Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari memberikan beberapa saran yang diajukannya kepada para pelajar, yaitu memperoleh ridha Allah Swt, mengamalkan ilmu dalam kehidupan, menghidupkan dan melestarikan syari’at, menerangi dan menghiasi hati, dan mengunjungikan langsung ke Allah Swt. Sementara tentang niat yang dikeluarkan adalah tujuan-tujuan duniawi seperti perundingan, jabatan, harta benda, menyombongkan diri, gila hormat dan lain sebagainya. ”
Apa yang disampaikan oleh KH Hasyim Asy’ari selaras dengan keterangan yang dipaparkan oleh al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith yang menyatakan perlu niat yang baik dalam menuntut ilmu, karena niat itu merupakan tujuan semua perbuatan. Dia berkata:
واعلم أنه لا بد لطالب العلم من حسن النية في تعلم العلم إذ النية هي الأصل في جميع الأفعال لقوله صلّى الله عليه والسلام إنما الأعمال بالنية
“Ketahuilah para pelajar wajib memiliki niat yang baik dalam menuntut ilmu, karena niat adalah dasar atau dasar dari segala tindakan. Karena keberadaan sabda Nabi Muhammad Saw, Sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya ”(Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaj al-Sawi , Dar al-Ulum wa al-Da’wah, hal. 213).
- Segera belajar dan tidak dilanjutkan-nunda
Seorang pelajar tidak boleh meminta masa belajar, akan tetapi ia harus meminta masa muda dan mendapat bantuan untuk ilmu, jangan sampai ia terlena oleh nafsunya yang selalu ingin memperpanjang masa belajar. Hal ini tidak termasuk karena waktu yang terus berjalan tidak mungkin digantikan oleh apa pun, sehingga andai ia tidak memanfaatkannya maka akan terlewati sia-sia tanpa faidah.
Beliau KH Hasyim Asy’ari juga meminta seorang pelajar harus melepaskan dirinya dari segala kesibukan yang dapat mendukung fokus, kegigihan, pengorbanan, dan kesemangatannya dalam menuntut ilmu. Sebab kesibukan yang tidak segera dilepaskan akan menghambat pelajar dari ilmu.
- Menerima apa yang telah menjadi bagiannya ( qana’ah )
Seorang pelajar senang menerima dengan rela apa yang disediakan menyediakan makanan atau sandang pakaian. KH Hasyim Asy’ari menekankan para pelajar agar memilih kesederhanaan dan melepaskan segala kemewahan dan kegelamoran hidup selama menempuh jalan ilmu. Dengan bersabar atas kehidupan yang sederhana, pelajar dapat memperoleh ilmu yang luas, dapat menyatukan sendi-sendi cita-cita yang terurai dan memancarkan sumber-sumber pengetahuan.
Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari mengutip dawuh Imam Syafi’i. Imam al-Syafi’i berkata:
لا يفلح من طلب العلم بعزة النفس وسعة المعيشة ولكن من طلبه بذلة النفس وضيق العيش وخدمة العلماء أفلح
“Tidak senang orang mencari ilmu dengan kemuliaan diri dan kemewahan hidup. Tapi orang yang mencarinya dengan kerendahan diri, kesempitan hidup dan berkhidmah kepada ulama maka akan bahagia.”
- Membagi dan memanfaatkan waktu belajar secara efektif
Seorang pelajar yang berkompilasi memiliki harapan besar menjadi orang sukses maka ia harus dapat memanfaatkan untuk belajar, karena berhasil yang terus berlalu merupakan sesuatu yang tidak akan pernah mendapatkan harga yang mahal. KH Hasyim Asy’ari memberi manajemen yang baik terkait waktu belajar.
Menurut KH Hasyim Asy’ari, waktu yang paling baik untuk menghafal pelajaran adalah waktu sahur, membahas materi pelajaran adalah pagi hari, menulis pelajaran adalah siang hari, dan muthola’ah atau mengkaji ulang pelajaran adalah malam hari.
Selain belajar waktu belajar yang baik, dia juga memaparkan bagaimana kriteria tempat yang ideal untuk menghafalkan pelajaran. Menurut KH Hasyim Asy’ari, tempat terbaik untuk menghafal adalah di kamar-kamar dan setiap tempat yang jauh dari kesenangan. Tidak baik menghafal di depan pepohonan, hijau-hijauan, sungai-sungai dan suara-suara gemuruh yang bergerak konsentrasi.
- Mengurangi makan dan minum
Hendaknya pelajar menyedikitkan makan dan minum, karena kekenyangan dapat mencegah dari ibadah dan membuat badan terasa berat. Di antara Benefit minimnya, makan terjaganya kesehatan jasmani dan menolak berbagai macam penyakit. Karena sesungguhnya penyebab muculnya penyakit adalah banyaknya makan dan minum.
KH Hasyim Asyari mendasari pendapatnya dengan mengutip sebuah syair:
فإن الداء أكثر ما تراه * يكون من الطعام أو الشراب
“Sungguh-sungguh penyakit yang kamu lihat berasal dari konsumsi makanan dan minuman.”
Selain Manfaat yang muncul pada tubuh, sedikit makan dan minum juga memberikan manfaat terhadap batin atau hati para pelajar, yaitu menyehatkan hati dari sifat serakah dan keangkuhan.
KH Hasyim Asyari menegaskan bahwa tidak ada dalam catatan sejarah yang menyatakan bahwa Wali Allah Swt, para Imam dan para Ulama pilihan yang banyak makan, tidak ada salah satupun dari mereka yang dipuji karena makan. Nafsu makan yang berlebih hanya terpuji untuk hewan yang tidak berakal dan disiapkan untuk bekerja.
Apa yang telah dia sampaikan tentang anjuran mengurangi konsumsi makanan dan minuman dalam proses belajar selaras dengan apa yang disampaikan beliau Syekh Sahal bin Abdillah al-Tastary, beliau berkata:
و قال سهل بن عبد الله التستري رحمه الله: “جعل الله في الشبع الجهل والمعصية وفي الجوع العلم والحكمة”
Syekh Sahl bin Abdillah al-Tastary berkata: “Allah Swt membuat kebodohan dan kemaksiatan dalam perut yang kenyang dan Allah Swt menjadikan ilmu dan hikmah dalam perut yang lapar.”
(Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaji al-Sawiy , Dar al-‘Ulum wa ad-Dakwah, hal. 217)
- Bersifat wira’i (menjaga diri dari haram dan syubhat) dan berhati-hati dalam segala hal
Mempelajari pelajar berpegang teguh dengan sifat wira’i dan berhati-hati dalam memenuhi urusannya, mengambilnya dengan hati-hati dalam mengambil perkara halal dalam makanan, minuman, pakaian, tempat dan kebutuhan yang dibutuhkan. Hal tersebut dilakukan agar hati pelajar tercerahkan dan mudah menerima ilmu. Salah satu bentuk kehati-hatian adalah mengambil dispensasi syariat (rukhshah) hanya saat ada kebutuhan, sebenarnya Allah suka ditunaikan segala rukhshah yang dimaksud aturan-aturan baku-Nya.
- Menghindari makanan penyebab kebodohan dan lemahnya daya tangkap
Makanan merupakan faktor krusial yang menentukan berhasilnya pelajar, apa yang ia makan akan mendukung terhadap keberhasilan. Oleh karena itu, beliau Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari meminta seorang pelajar harus mengurangi konsumsi makanan yang dapat menyebabkan kebodohan dan lemahnya daya tangkap dan tanggap panca indera.
Dia mengijinkan agar pelajar menghindari apel, kacang-kacangan dan cuka. Demikian pula, menghindari makanan yang menyebabkan banyaknya lendir yang dapat menumpulkan akal dan anggota tubuh, seperti konsumsi susu dan ikan berlebihan.
Pelajar seyogianya menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan lupa, seperti mongonsumsi makanan bekas tikus, membaca tulisan di papan batu nisan, menyelinap di antara dua unta yang berjejer dan memindahkan kutu dalam situasi hidup.
- Mengurangi tidur
Banyak tidur merupakan salah satu hal yang menyebabkan kemalasan bagi seorang pelajar. KH Hasyim Asyari menekankan kepada para pelajar agar menyedikitkan tidur selama tidak membahayakan tubuh dan pikirannya.
Menurut Hadratussyekh, menghabiskannya lebih lama daripada pelajar tidak melebihi jam malam. Jika mampu, lebih baik lagi durasi tidur di bawah jam lima.
Menurut KH Hasyim Asyari, saat lelah dan penat melanda, pelajar diizinkan mengisiitirahatkan pikirannya dengan berbagai macam hiburan (tentu saja yang tidak bertentangan syariat) seperti berekreasi. Hal ini dilakukan agar pikiran pelajar menjadi segar kembali sehingga mudah dipelajari pelajaran.
Paparan KH Hasyim Asyari terkait mengisi kembali pikiran saat penat selaras dengan penjelasan yang dibahas dalam kitab al-Bariqah al-Mahmudiyyah sebagai berikut:
(وعن علي – رضي الله عنه – أنه قال) موقوف فإما حديث محذوف الإسناد أو أثر من آثاره من عند نفسه كرم الله وجهه «روحوا» من الترويح بمعنى النشاط «القلوب» بإزاحة الكد كل آن عن مكابدة العبادات ببعض المباحات فساعة للذكر وساعة للاستراحة « فإنها »أي القلوب« إذا أكرهت »جبرت على الأعمال« عيت »تعبت وأعرضت
“Diriwayatkan dari Sayyidina Ali yang katanya berkata; istirahatkanlah hati kalian, sesungguhnya jika ia memutuskan beraktivitas akan capek dan berpaling. Maksudnya mengistirahatkan adalah dengan menghilangkan kepayahan menghabiskan ibadah-ibadah dengan cara melakukan sebagian perkara-perkara mubah, maka satu waktu untuk berdzikir, waktu yang lain untuk pulih. Sejarah dari Ali ini diterbitkan, bisa jadi hadits mauquf yang terbuang sanadnya atau statemen beliau. ” (Syekh Abu Said al-Khadimi, al-Bariqah al-Mahmudiyyah , juz.2, hal.79).
- Meninggalkan pergaulan negatif
KH Hasyim Asy’ari memutuskan bahwa hal yang paling penting yang seyogianya dilakukan oleh seorang pelajar adalah menjauhi pergaulan negatif, ditambah dengan lawan jenis bukan mahram yang dikeluarkan orang-orang yang hanya dibutuhkan untuk bermain dan meminimalkan berfikir.
Hal ini tidak termasuk karena sifat atau karakter seseorang yang memiliki karakter seperti pencuri, yaitu mampu memengaruhi orang di sekitarnya dengan cepat. Pergaulan negatif memiliki sumbangsih besar terhadap tersia-sianya berumur tanpa memberikan manfaat apa pun.
Dia juga yang menentukan pergaulan menyebabkan nilai religius jika sang pelajar salah pilih rekan.
Bila membutuhkan kawan, sebaiknya pelajar memilih rekan yang saleh, baik agamanya, bertakwa, wira’i, bersih, banyak manfaatnya, minimal keburukannya, dapatkan harga membantu, sedikit berdebat. Bila pelajar lupa, ia bisa ingat, dan saat ingat, ia bisa membantu.
Artikel ini telah terbit di islam.nu.or.id dengan judul 10 Adab Pelajar terhadap Diri Sendiri Menurut KH Hasyim Asy’ari